Panduan Praktis Cara Memulai Menulis
Eko Prasetyo
Banyak pertanyaan terkait kepenulisan di setiap kesempatan. Yang paling jamak ialah pertanyaan bagaimana memulai menulis.
Baik, saya akan bicara masalah teknis ini secara sederhana. Tujuannya tentu agar mudah dipraktikkan. Cara ini sudah saya praktikkan bertahun-tahun dan manjur. Kalau belum berhasil, ulangi terus dan jangan putus asa. Baik, kita mulai.
Pertama, punya cerita. Artinya, seorang penulis harus punya sesuatu untuk dikisahkan lewat tulisan. Inilah yang disebut tema. Tanpa tema, hasil tulisan kita akan ngalor-ngidul sehingga menjadi tidak fokus.
Lantas, apa yang bisa diceritakan? Ya sesuatu yang memiliki nilai informasi serta inspirasi. Langkah paling mudah ialah menceritakan pengalaman sendiri atau orang lain yang punya bobot informasi serta inspirasi.
Kedua, menemukan kata kunci pertama. Maksudnya, ketika sudah punya tema atau ide cerita, kita perlu memunculkan kata kunci apa yang terkait dengan tema tersebut. Misalnya, ketika ingin bertutur tentang sungai, saya menemukan kata kunci “kasur”. Mengapa kasur? Alasannya ya karena saya pernah melihat sampah berupa kasur yang dibuang warga ke sungai.
Ketiga, perlakukan laptop layaknya pendamping hidup. Jangan biarkan ia terlalu lama tak tersentuh. Artinya, ketik saja apa pun yang terlintas di pikiran setelah berhasil menemukan kata kunci tadi. Berceritalah apa adanya. Mainkan kibor laptop dengan luwes dan penuh arti. Bergoyanglah.
Keempat, dalam latihan pertama, jangan sentuh tombol DELETE dan BACKSPACE. Biarkan tulisan itu dalam wajah aslinya. Apa adanya. Jangan diberi make up (sentuhan editing) dulu. Teknik ini dinamakan latihan menulis buruk. Artinya, kita bebas menulis.
Kelima, abaikan masalah tata bahasa jika berlatih menulis. Tujuannya, jangan sampai kita takut menulis hanya karena khawatir keliru menaruh tanda baca, ejaan, dan gramatika.
Keenam, lahirkan paragraf pertama, kemudian lanjutkan hingga penuh satu halaman A4 dengan cerita sederhana tadi.
Ketujuh, temukan judul dari rangkaian cerita yang sudah tersusun tadi. Ya benar, kita tidak selalu harus punya judul dahulu. Sebab, dalam latihan menulis, yang paling penting adalah tema.
Kedelapan, nonaktifkan ponsel. Ini agar kita tidak terpengaruh oleh bunyi tang-tung dari WhatsApp atau akun medsos lainnya. Fokus, fokus, fokus!
Kesembilan, mainkan emosi jika kita tak kunjung menemukan ide cerita. Maksudnya, ketika punya pengalaman sedih atau gembira, tuangkan saja dalam bentuk tulisan yang dihidupkan dengan gaya bertutur. Libatkan perasaan.
Kesepuluh, jika masih tak menemukan ide cerita untuk ditulis, Anda perlu stimulasi. Maksudnya, saya akan melemparkan gagasan cerita, lalu Anda mulai menuliskannya dengan gaya bebas. Ciptakan gaya bercerita sendiri. Be your self.
Oke, saya siap memberikan stimulasi untuk Anda ceritakan. Saya pernah membaca beberapa buku yang mengusung judul keren terbitan MediaGuru. Lontarkan pendapat Anda. Judul-judul buku itu, antara lain, Indahnya Poligami, Menikahlah Lagi Suamiku, Siap Jadi Istri Kedua, dan Tiket Poligami untuk Suamiku.
* Eko Prasetyo adalah Pemred MediaGuru