Catatan Mohammad Ihsan,
Founder & CEO MediaGuru
“Siapa yang ingin jalan-jalan ke luar negeri?”
Saya mengajukan pertanyaan kepada 400 peserta Seminar Nasional Satu Guru Satu Buku (Sagusabu) di arena Indonesia International Book Fair (IIBF), Sabtu (7/9). Banyak yang angkat tangan.
“Siapa yang ingin jalan-jalan ke luar negeri, tiketnya dibayarin?”
Kali ini yang ngacung lebih banyak lagi. Riuh ramai.
Belum sempat hening, saya teruskan, “Siapa yang ingin jalan-jalan ke luar negeri, tiketnya dibayarin, terus pulangnya dikasih uang saku?”
Semakin banyak yang angkat tangan. Sambil tertawa-tawa. Hahaha.
“Tulis buku di MediaGuru”. Saya melanjutkan.
Pada seminar di Jakarta Convention Center ini MediaGuru memang menampilkan 4 narasumber yang meraih kesuksesan melalui bukunya. Salah satunya Mbak Endah Wijayanti, guru SMAN 77 Jakarta yang akan mendapat undangan ke luar negeri.
Perempuan yang sudah 15 tahun menjadi guru Bahasa Jepang ini sebenarnya belum lama bergabung MediaGuru. Baru ikut pelatihan sagusabu DKI Jakarta Januari lalu. Buku yang ditulis juga merupakan karya pertamanya.
Tidak mudah bagi ibu dua anak ini menuntaskan tantangan satu bulan menulis naskah satu buku pasca pelatihan. Sebab sekolah juga mengikutkannya lomba best practice untuk olimpiade guru nasional. Plus ada seleksi makalah oleh Kemdikbud. Semuanya di bulan yang sama.
Tetapi aura positif Sagusabu seperti memberi energi ekstra. Mbak Endah mampu menuntaskan 3 naskah sekaligus. Di bulan yang sama. Sesuatu yang belum pernah dilakukannya, sebelum join MediaGuru.
Hasilnya luar biasa. April 2019, Mbak Endah menjadi pemenang 1 olimpiade guru nasional tingkat Provinsi DKI Jakarta. Naskah yang dikirimkan ke Kemdikbud juga dinyatakan lolos seleksi di antara karya tulis dari 1.750 penulis se-Indonesia.
Yang tidak kalah keren, buku Tumbangnya Keangkuhan yang diterbitkannya di MediaGuru ternyata menarik minat Prof Norito Hiraoka, President Seifu Institute of Information Technology / i-SEIFU Language School. Sang penulis akan diundang meluncurkan bukunya di Jepang, Januari 2020 nanti. Diharapkan, novel yang bakal diterjemahkan dalam Bahasa Jepang ini bisa menjadi bacaan pembelajar Bahasa Jepang di Indonesia serta siswa SMA di Jepang.
Novel Tumbangnya Keangkuhan mengisahkan anggapan kelas bahasa merupakan kelas buangan. Tidak ada siswa juara meminati kelas bahasa. Orang tua juga tidak akan berkenan. Sebab menurut opini umum yang berkembang, siswa pandai cocoknya ya di kelas IPA.
Tapi, di novel ini digambarkan banyak siswa kelas bahasa yang justru menuai sukses. Mereka berhasil menembus beasiswa ke Jepang. Bahkan bekerja di Jepang. Atau direkrut perusahaan Jepang di Indonesia. Bahasa asing yang dikuasai telah membuka jendela dunia dan memberi peluang lebih besar bagi siswa kelas bahasa. Sesuatu yang sulit didapati siswa bidang eksak.
Apa yang telah dicapai Mbak Endah jelas membanggakan kami di MediaGuru. Semoga saja keberhasilan ini menginspirasi lebih banyak kolega guru penulis.
Jakarta Convention Center, 7 September 2019